Kumpulan Puisi Chairil Anwar Tentang Kehidupan

Chairil Anwar merupakan sosok puitis yang sudah sangat dikenal tidak hanya Indonesia, bahkan sampai Luar Negeri. Puisi Chairil Anwar yang paling top adalah Puisi yang berjudul Aku.

Lantunan syair yang indah, ditambah goresan tinta yang apik, membuat setiap puisi ciptaan Chairil Anwar selalu menjadi 'buronan' para penggila seni khususnya seni puisi.

Jumlah puisi yang diciptakan beliau sudah ada banyak sekali, dan semua puisi yang dibuat selalu menjadi inspirasi untuk semua insan di bumi.

Tak perlu berlama-lama, berikut adalah beberapa Kumpulan Puisi karya Chairil Anwar yang bertemaTentang Kehidupan, Persahabatan dan Cinta.

Kumpulan Puisi Chairil Anwar


Kumpulan Puisi Chairil Anwar
Chairil Anwar

Puisi Chairil Anwar


Berikut adalah puisi karya Chairil Anwar yang sangat powerfull makna dan pemilihan katanya, sungguh karya yang sangat luar biasa.

TAK SEPADAN

Aku kira
Beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia
Sedang aku mengembara serupa Ahasveros

Dikutuk-sumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
Tak satu juga pintu terbuka

Jadi baik juga kita padami
Unggunan api ini
Karena kau tidak ‘kan apa-apa
Aku terpanggang tinggal rangka

( Puisi oleh Chairil Anwar )

AKU

Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau

Tak perlu sedu sedan itu

Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang

Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang

Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
Hingga hilang pedih peri

Dan akan akan lebih tidak perduli

Aku mau hidup seribu tahun lagi

( Puisi oleh Chairil Anwar )

RUMAHKU

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Kaca jernih dari luar segala nampak

Kulari dari gedong lebar halaman
Aku tersesat tak dapat jalan

Kemah kudirikan ketika senjakala
Di pagi terbang entah ke mana

Rumahku dari unggun-timbun sajak
Di sini aku berbini dan beranak

Rasanya lama lagi, tapi datangnya datang
Aku tidak lagi meraih petang
Biar berleleran kata manis madu
Jika menagih yang satu

( Puisi oleh Chairil Anwar )

DOA

kepada pemeluk teguh

Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namaMu

Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh

cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

aku hilang bentuk
remuk

Tuhanku

aku mengembara di negeri asing

Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling

( Puisi oleh Chairil Anwar )

DERAI DERAI CEMARA

Cemara menderai sampai jauh
terasa hari akan jadi malam
ada beberapa dahan di tingkap merapuh
dipukul angin yang terpendam

Aku sekarang orangnya bisa tahan
sudah berapa waktu bukan kanak lagi
tapi dulu memang ada suatu bahan
yang bukan dasar perhitungan kini

Hidup hanya menunda kekalahan
tambah terasing dari cinta sekolah rendah
dan tahu, ada yang tetap tidak terucapkan
sebelum pada akhirnya kita menyerah

DENGAN MIRAT

Kamar ini jadi sarang penghabisan
di malam yang hilang batas

Aku dan engkau hanya menjengkau
rakit hitam

'Kan terdamparkah
atau terserah
pada putaran hitam?

Matamu ungu membatu

Masih berdekapankah kami atau
mengikut juga bayangan itu

( Puisi oleh Chairil Anwar )

YANG TERAMPAS DAN YANG PUTUS

Kelam dan angin lalu mempesiang diriku,
menggigir juga ruang di mana dia yang kuingin,
malam tambah merasuk, rimba jadi semati tugu

Di Karet, di Karet (daerahku y.a.d) sampai juga deru dingin

Aku berbenah dalam kamar, dalam diriku jika kau datang
dan aku bisa lagi lepaskan kisah baru padamu;
tapi kini hanya tangan yang bergerak lantang

Tubuhku diam dan sendiri, cerita dan peristiwa berlalu beku

( Puisi oleh Chairil Anwar )

PRAJURIT JAGA MALAM

Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu ?
Pemuda-pemuda yang lincah yang tua-tua keras,
bermata tajam

Mimpinya kemerdekaan bintang-bintangnya
kepastian ada di sisiku selama menjaga daerah mati ini

Aku suka pada mereka yang berani hidup
Aku suka pada mereka yang masuk menemu malam

Malam yang berwangi mimpi, terlucut debu
Waktu jalan. Aku tidak tahu apa nasib waktu!

( Puisi oleh Chairil Anwar )

PERSETUJUAN DENGAN BUNG KARNO

Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
dipanggang diatas apimu, digarami lautmu
Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
Aku sekarang api aku sekarang laut

Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

( Puisi oleh Chairil Anwar )

Puisi Chiril Anwar diatas benar-benar menginspirasi bukan, saya sendiri sangat kagum dengan pemilihan kata yang dipilih beliau. Sungguh indah ibarat permata yang disusun rapi diatas balok es, sehingga memancarkan kilauan yang begitu Indah.

Semoga Anda semua juga terinspirasi dengan Kumpulan Puisi Chairil Anwar Tentang Kehidupan diatas.